Kamis, 23 Juni 2016

Maafkan aku yang hanya bisa memandangmu



Orang bilang, cinta itu “dari mata turun ke hati”, aku adalah seorang laki laki yang cukup pendiam, tidak banyak berbicara, namun sangat suka mengamati lingkungan disekitar, dari sekedar melihat gerakan daun daun yang tertiup angin hingga mengamati gaya berbicara seseorang, entahlah, aku hanya melakukannya, tanpa ada maksud apapun, mengamati lingkungan sekitar membuatku merasa semakin dekat dengan dunia, dunia ku sendiri mungkin.

Mungkin aku tidak akan bisa menghilangkan kebiasaanku ini, terlebih setelah apa yang pernah aku lihat sebelumnya, ya, aku telah melihat gambaran dunia yang indah, seorang wanita dengan mata cokelat dengan senyum manis yang menyapaku kala itu.


Cinta pada pandangan pertama? Apakah itu nyata?



Saat itu aku hanya diam, mengamati sekitarku seperti biasa, sampai dimana aku terpaku, diam tanpa kata, memandangi seorang wanita dengan sepasang bola mata berwarna cokelat yang bersinar indah di iringi senyuman kecil yang menurut ku sangat cantik. Diluar dari kebiasaan ku, saat itu aku hanya menatapnya, seakan enggan memalingkan pandanganku untuk melihat daun daun yang sedang berdansa,  Apakah aku merasakan cinta pada pandangan pertama seperti apa yang pernah aku dengar? Mungkin saja, karna untuk pertama kalinya aku seolah menemukan sebuah jawaban yang telah lama aku cari.



Cinta itu tumbuh, berbunga kemudia layu tak terurai




“oh tuhan, dia sungguh terlalu indah untuk menjadi nyata”, aku semakin kagum akan semua ciptaan tuhan, daun daun yang bergoyang, semut semut yang berjalan beriringan, beberapa ekor burung yang mencoba terbang menggapai langit tertinggi, hujan yang turun dari langit hingga puncak dari keindaahan ciptaanmu, yaitu dia. Aku menemukannya dengan caraku sendiri, dan mencintaimu dengan caraku juga, ya, aku mencintaimu dalam sebuah pandangan, pandangan yang mungkin takan pernah terlepas.

 Maafkan aku yang hanya bisa memandangmu, sungguh, kamu adalah salah satu ciptaan tuhan yang terindah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar